A. Definisi
Motivasi
Motif seringkali diartikan dengan istilah
dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk
berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan
manusia untuk bertingkah-laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan
tertentu. Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia selalu di mulai dengan
motivasi (niat). Menurut Wexley & Yukl (dalam As’ad, 1987) motivasi adalah
pemberian atau penimbulan motif, dapat pula diartikan hal atau keadaan menjadi
motif. Sedangkan menurut Mitchell (dalam Winardi, 2002) motivasi mewakili
proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan
terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela (volunter) yang diarahkan ke
tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Gray (dalam Winardi,
2002) motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau
eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme
dan persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu.
Morgan (dalam Soemanto, 1987) mengemukakan
bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-
aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut adalah: keadaan yang mendorong tingkah
laku (motivating states), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan
tersebut (motivated behavior), dan tujuan dari pada tingkah laku
tersebut (goals or ends of such behavior). McDonald (dalam Soemanto,
1987) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri seseorang
yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi- reaksi mencapai tujuan.
Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena kebutuhan dan
keinginan setiap anggota organisasi berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini
berbeda karena setiap anggota suatu organisasi adalah unik secara biologis
maupun psikologis, dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda pula
(Suprihanto dkk, 2003).
Soemanto (1987) secara umum mendefinisikan
motivasi sebagai suatu perubahan tenaga yang ditandai oleh dorongan
efektif dan reaksi-reaksi pencapaian tujuan. Karena kelakuan manusia itu selalu
bertujuan, kita dapat menyimpulkan bahwa perubahan tenaga yang memberi kekuatan
bagi tingkahlaku mencapai tujuan,telah terjadi di dalam diri seseorang.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri sesorang
yang nampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga mendorong
individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan,
kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan.
1) Idealis adalah (1) aliran ilmu filsafat yg menganggap
pikiran atau cita-cita sbg satu-satunya hal yg benar yg dapat dicamkan dan
dipahami; (2) hidup atau
berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yg dianggap sempurna.
2) Historis adalah berkenaan dng sejarah;
bertalian atau ada hubungannya dng masa lampau;
3)
Etis adalah yang berhubungan (sesuai)
dengan etika dan sesuai dengan asas perilaku yg disepakati secara umum
4)
Academia, akademisi, atau Akademi
adalah istilah umum bagi komunitas mahasiswa dan cendekiawan terlibat dalam
pendidikan tinggi dan penelitian.
5) Gerakan
adalah gerakan sejenis tindakan sekelompok yang merupakan
kelompok informal yang berbentuk organisasi, berjumlah besar atau individu yang
secara spesifik berfokus pada suatu isu-isu sosial atau politik dengan
melaksanakan, menolak, atau mengkampanyekan sebuah perubahan sosial.
B.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Motivasi
Motivasi
seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu :
a.
Faktor Internal; faktor yang
berasal dari dalam diri individu, terdiri atas:
1) Persepsi
individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau tidak untuk
melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif berupa persepsi.
Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahkan
perilaku seseorang untuk bertindak;
2)
Harga diri dan prestasi; faktor ini
mendorong atau mengarahkan inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi
pribadi yang mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status
tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong individu untuk
berprestasi;
3) Harapan; adanya
harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini merupakan informasi objektif dari
lingkungan yang mempengaruhi sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan dari
perilaku.
4)
Kebutuhan;
manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan dirinya sendiri yang
berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih potensinya secara total. Kebutuhan akan
mendorong dan mengarahkan seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan
dan memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya.
5)
Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu
dorongan afektif yang muncul dalam diri individu untuk mencapai goal atau
tujuan yang diinginkan dari suatu perilaku.
b. Faktor
Eksternal; faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri
atas:
1) Jenis dan sifat
pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat pekerjaan tertentu
sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan mengarahkan individu untuk
menentukan sikap atau pilihan pekerjaan yang akan ditekuni. Kondisi ini juga
dapat dipengartuhi oleh sejauh mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek
pekerjaan dimaksud;
2)
Kelompok kerja dimana individu
bergabung; kelompok kerja atau organisasi tempat dimana individu bergabung
dapat mendorong atau mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan
perilaku tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu individu
mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran, kejujuran, kebajikan serta
dapat memberikan arti bagi individu sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan
sosial.
3)
Situasi lingkungan pada umumnya; setiap
individu terdorong untuk berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan
interaksi secara efektif dengan lingkungannya;
4)
Sistem imbalan yang diterima; imbalan
merupakan karakteristik atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh
seseorang yang dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah
laku dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih
besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk berperilaku
dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika
tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.
C. Motivasi
Idealis
1.
Hakikat Filsafat Kemuhammadiyahan
Ditinjau dari perspektif filosofis, baik dimensi
ontologi, epistemologi, maupun axiologi pada hakikatnya filsafat
kemuhammadiyahan merupakan suatu filsafat hidup/pandangan hidup/ideologi yang
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Filsafat kemuhammadiyahan adalah seperangkat nilai dan
norma dasar yang bersumber dari al quran dan As-Sunnah serta khazanah ilmu pengetahuan
islami yang dikembangkan dari pemikiran-pemikiran formal atau baku dalam
organisasi muhammadiyah sebagai pedoman segenap warga muhammadiyah dalam
menjalani pola kehidupan yang tercermin pada kepribadian, Akhlak mulia
(akhlaqul karimah) dan teladan yang baik (uswatun khasanah) untuk mencapai
cita-cita dan tujuan terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya.
2.
Sumber dan landasan utama filsafat kemuhammadiyahan
Sumber dan landasan utama filsafat kemuhammadiyahan ialah
Al quran dan As sunnah serta khazanah ilmu pengetahuan islami yang dikembangkan
dari pemikiran-pemikiran formal atau baku dalam organisasi (persyarikatan,
jamiyah) muhammadiyah, seperti :
a.
Muqadimmah
Anggaran Dasar Muhammadiyah
b.
Matan
Keyakinan dan Cita-cita hidup Muhammadiyah\
c.
Matan
Kepribadian Muhammadiyah
d.
Khittah
Perjuangan Muhammadiyah
e.
Pedoman
Hidup Islam Warga Muhammadiyah
f.
Hasil-hasil
Keputusan Tarjih
3.
Fungsi Filsafat Kemuhammadiyahan
Filsafat kemuhammadiyahan berfungsi sebagai pedoman
(panduan dan pengayaan) bagi segenap warga muhammadiyah dalam menjalani pola
kehidupan yang tercermin dalam kepribadian akhlak mulia (akhlaqul karimah) dan
keteladanan yang baik (uswatun khazanah) baik sebagai pribadi, keluarga,
masyarakat, bangsa dan warga negara indonesia maupun warga dunia dalam bidang
keagamaan, sosial budaya, politik, hukum, pertahanan-keamanan, maupun IPTEKS
dalam perjuangan menghadapi segala tantangan, masalah perubahan dan
perkembangan kehidupan umat manusia.
D. Motivasi
Historis
Muhammadiyah
didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18
Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal
dengan KHA Dahlan .
Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta
sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada
waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang
bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada
ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu
beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai
Khatib dan para pedagang.
Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan
kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya.
Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam
waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar
daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka
didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada diseluruh
pelosok tanah air.
Disamping memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada
laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam forum
pengajian yang disebut "Sidratul Muntaha". Pada siang hari pelajaran
untuk anak-anak laki-laki dan perempuan. Pada malam hari untuk anak-anak yang
telah dewasa.
KH A Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga
tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat
tahunan. Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim
yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934.Rapat Tahunan itu sendiri
kemudian berubah menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di kemudian hari
berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini Menjadi Muktamar 5
tahunan.
E. Motivasi Etis
1. Kepribadian Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan Gerakan Islam. Maksud gerakanya ialah Dakwah Islam dan Amar Ma'ruf nahi Munkar yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan dan masyarakat . Dakwah dan Amar Ma'ruf nahi Munkar pada bidang pertama terbagi kepada dua golongan: Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli dan murni; dan yang kedua kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam.
Adapun da'wah Islam dan Amar Ma'ruf nahi Munkar bidang kedua, ialah kepada masyarakat, bersifat kebaikan dan bimbingan serta peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan dengan dasar taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata-mata.
Dengan melaksanakan dakwah Islam dan amar ma'ruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah "Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya".
2. Dasar Dan Amal Usaha
Muhammadiyah
Dalam perjuangan melaksanakan
usahanya menuju tujuan terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya,
dimana kesejahteraan, kebaikan dan kebahagiaan luas-merata, Muhammadiyah
mendasarkan segala gerak dan amal usahanya atas prinsip-prinsip yang tersimpul
dalam Muqaddimah Anggaran Dasar, yaitu:
1)
Hidup manusia harus berdasar tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah.
2)
Hidup manusia bermasyarakat.
3)
Mematuhi ajaran-ajaran agama Islam dengan berkeyakinan bahwa ajaran Islam
itu satu-satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan
dunia akhirat.
4)
Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dalam masyarakat adalah
kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ikhsan kepada kemanusiaan.
5)
Ittiba' kepada langkah dan perjuangan Nabi Muhammad SAW
6)
Melancarkan amal usaha dan perjuangannya dengan ketertiban organisasi.
3. Pedoman Amal Usaha Dan
Perjuangan Muhammadiyah
Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang
diusahakan dan bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan
tunggalnya, harus berpedoman: "Berpegang teguh akan ajaran Allah dan
Rasul-Nya, bergerak membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan
cara serta menempuh jalan yang diridlai Allah".
4.
Sifat Muhammadiyah
Menilik: (a) Apakah Muhammadiyah itu, (b) Dasar amal usaha
Muhammadiyah dan (c) Pedoman amal usaha dan perjuangan Muhammadiyah, maka
Muhammadiyah memiliki dan wajib memelihara sifat-sifatnya, terutama yang
terjalin di bawah ini:
1)
Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan.
2)
Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah.
3)
Lapang dada, luas pandangan, dengan memegang teguh ajaran Islam.
4)
Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan.
5)
Mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan, serta dasar dan
falsafah negara yang sah.
6)
Amar ma'ruf nahi munkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh teladan
yang baik.
7)
Aktif dalam perkembangan masyarakat dengan maksud ishlah dan pembangunan,
sesuai dengan ajaran Islam.
8)
Kerjasama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan
mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya.
9)
Membantu pemerintah serta bekerjasama dengan golongan lain dalam memelihara
dan membangun Negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur yang diridlai
Allah SWT.
10)
Bersifat adil serta kolektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana.
F. Motivasi
Akademik
1. Dasar,
Maksud dan tujuan mempelajari filsafat kemuhammadiyahan
Mempelajari filsafat kemuhammadiyahan merupakan salah
satu mata kuliah pokok, yang dijadikan mata kuliah wajib dengan maksud dan
tujuan agar dapat dikaji, dipahami, dan dihayati oleh para mahasiswa peserta
pendidikan perguruan tinggi muhammadiyah. Dan lebih dari itu diharapkan para
alumnus secara sadar bersedia dengan ikhlas mengamalkan berbagai pokok pikiran,
pandangan, asas-asas yang menjadi keyakinan dan cita-cita persyarikatan
muhammadiyah, Harapan ini kiranya dapat dipahami berdasarkan beberapa alasan sebagai
berikut :
1)
Muhammadiyah
memerlukan penerus keyakinan, cita-cita dan amal usahanya
Muhammadiyah adalah
suatu gerakan islam yang oleh masyarakat luas dikenal sebagai suatu organisasi
islam yang bertaraf nasional serta memiliki amal usaha yang banyak sekali dan
beraneka ragam meliputi bidang-bidang keagamaan, kemasyarakatan, pendidikan dan
sebagainya. Muhammadiyah menyadari sepenuhna, bahwa untuk meneruskan dan
menyempurnakan amal usaha muhammadiyah tersebut, mutlak diperlukan adanya
kader-kader penerus yang berkualitas dan penuh pengabdian, memahami visi, misi,
arah dan tujuan yang diemban oleh persyarikatan muhammadiyah.
Lembaga pendidikan
muhammadiyah mengemban amanah, tugas dan tanggung jawab untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa, juga berperan sebagai lembaga pembina kader umat dan bangsa.
Mengingat peran seperti diatas maka sudah seharusnya kepada peserta didik di
lembaga-lembaga pendidikan muhammadiyah senantiasa diperkenalka, diajak
mengkaji agar mampu menghayati cita-cita mulia Muhammadiyah, yaitu ”Li” i’lai kalimatillah”, Menegakan dan
menjunjung tinggi agama islam semata-mata demi tercapainya ”Izzul Islam Wal Muslimin”, Kejayaan islam sebagai cita-cita dan
idealita serta kemulian hidup umat islam sebagai realita.
2)
Muhammadiyah
perlu dikenal dan dicintai oleh generasi penerus serta masyarakat
Dengan diajarkan
mata kuliah filsafat kemuhammadiyahan sekurang-kurangnya generasi muda
Indonesia, terutama mereka yang memasuki jalur pendidikan formal muhammadiyah
dapat mengenal tentang apa sebenarnya muhammadiyah itu, mengenal peranannya
dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan adanya mata kuliah
tersebut generasi muda dapat mengetahui secara objektif, bahwa persyarikatan muhammadiyah
merupakan gerakan islam islam yang terbesar di Indonesia yang telah berjasa
dalam keikutsertaannya membangun bangsa Indonesia dalam upaya menemukan jati
dirinya sejak zaman Hindia Belanda hingga dewasa ini. Muhammadiyah telah
menyumbangkan putra-putri terbaiknya pada masa perjuangan kemerdekaan dan era
pembangunan bangsa dan negara serta era reformasi Republik Indonesia.
2. Implikasi
Dan Implementasi Filsafat Kemuhammadiyahan Dalam Pendidikan Tinggi Muhammadiyah
Perguruan Tinggi Muhammadiyah sebagai subsistem dari
sistem pendidikan muhammadiyah memiliki visi,misi, dan tujuan yang jelas dan
dikembangkan secara dinamis. Visi, misi, dan tujuan ini haruslah tercermin baik
pada penyelenggara maupun lulusan pendidikan muhammadiyah.
1)
Visi
perguruan Tinggi Muhammadiyah
a.
Tantangan
dan masalah kehidupan dalam abad ke-21 ialah perubahan yang amat cepat dan semakin
kompleks yang diwarnai pula dengan kompetensi dan proses homogenisasi kultural
yang dorong oleh perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam
mengadapi tantangan dan masalah tersebut diperlukan akademisi-akademisi yang
berjiwa tauhid, yang memiliki kemampuan dan semangat untuk mengantarkan serta
memandu masyarakat dalam berkehidupan yang faham akan keberadaan manusia
menurut fitrahnya, yaitu sebagai khalifah Allah di muka bumi, beribadah hanya
kepada Allah SWT semata, dan menyeru pada kebajikan.
b.
Perguruan
Tinggi Muhammadiyah sebagai unsur kelembagaan persyarikatan muhammadyah sadar
akan fungsi dan tanggung jawabnya untuk menghasilkan alademisi yang berjiwa
tauhid sebagai pemandu dan pencerahan masyarakar dalam berkehidupan menurut
tuntunan islam, melalui :
1)
Wacana
Iqro sebagai paradigma pencarian ilmu
2)
Keunggulan
kompetensi ilmu, teknolohu dan kesenian sebagai pengetahuan kesatuan hidup
c.
Dalam
mengembangkan ilmu, teknologi dan kesenian, perguruan tinggi muhammadiyah
menempatkan ilmu, teknologi dan kesenian sebagai piranti fungsi khalifahan,
dengan berpedoman kepada batas-batas penciptaan, penguasaan, perizki,
pemelihara, dan pengelolaan Allah SWT.
d.
Pendidikan
Muhammadiyah sebagai bagian dari kesatuan pendidikan nasional menjadi pusat
penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan tinggi, serta pemeliharaan,
pembinaan, dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian yang
diridhoi oleh Allah SWT.
Demikianlah visi perguruan tinggi muhammadiyah yang
intinya sesuai dengan visi pendidikan muhammadiyah, yakni meliputi lima aspek
nilai : (1) Keislaman, (2) KeIndonesiaan, (3) Keunggulan, (4) Kebersamaan, dan
(5) Keutuhan.
2) Misi
Perguruan Tinggi Muhammadiyah
Berdasarkan visi perguruan tinggi muhammadiyah tersebut
di atas dan sesuai dengan undang-undang pendidikan dan peraturan pemerintah
tentang perguruan tinggi, maka misi perguruan tinggi muhammadiyah ialah sebagai
berikut :
1)
Menyelenggarakan
pendidikan tinggi untuk menghasilkan insan terdidik sebagai anggota masyarakat
yang memiliki kemampuan akademik atau profesional
2)
Menyelenggarakan
penelitian dalam upaya menghasilkan pengetahuan empirik, teori, konsep,
metodologi, model/paradigma, atau informasi baru yang memperkaya ilmu
pengetahuan, teknologi dan kesenian.
3)
Menyelenggarakan
pengabdian kepada masyarakat yang merupakan kegiatan yang memanfaatkan ilmu
pengetahuan, teknologi atau kesenian dalam rangka membantu serta memberdayakan
masyarakat sebagai perwujudan ilmu-amaliah demi kemajuan dan kesejahteraan
masyarakat.
3) Tujuan
Perguruan Tinggi Muhammadiyah
Sesuai dengan visi dan misinya, Perguruan Tinggi
Muhammadiyah bertujuan untuk :
a.
Menyediakan
peserta didik menjadi sarjana yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT,
berakhlak mulia, yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang sesuai
dan beramal shaleh menuju terwujudnya masyarakat utama: adil dan makmur yang
diridhoi Allah SWT
b.
Mengamalkan,
mengembangkan, menciptakan, menyebarkan ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian dalam rangka memajukan islam dan meningkatkan kesejahteraan umat
manusia.
c.
Tujuan
program Pascasarjana UHAMKA ialah menghasilkan magister dan doktor yang beriman
dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, dan memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: mampu melaksanakan layanan profesional dengan cara penelitian dan
pengembangan; partisipasi dalam pengembangan bidang ilmunya; mampu
mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam spektrum yang lebih luas dengan
mengkaitkan bidang ilmu atau profesi yang serupa dan mampu merumuskan pemecahan
berbagai masalah dalam kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara secara ilmiah.
Penyelenggaraan kegiatan untuk mencapai tujuan sebagai
yang dimaksud visi,misi,dan tujuan diatas berpedoman pada :
1)
Tujuan
pendidikan nasional
2)
Kaidah
moral dan etika ilmu pengetahuan
3)
Kepentingan
masyarakat, serta memperhatikan minat, kemampuan dan prakarsa pribadi
G. Motivasi
Gerakan
Dengan melihat sejarah pertumbuhan dan perkembangan
persyarikatan Muhammadiyah sejak kelahirannya, memperhatikan faktor-faktor yang
melatarbelakangi berdirinya, aspirasi, motif, dan cita-citanya serta amal usaha
dan gerakannya, nyata sekali bahwa didalammya terdapat ciri-ciri khusus yang
menjadi identitas dari hakikat atau jati diri Persyarikatan Muhammadiyah.
Secara jelas dapat diamati dengan mudah oleh siapapun yang secara sepintas mau
memperhatikan ciri-ciri perjuangan Muhammdiyah itu adalah sebagai berikut.
1. Muhammadiyah adalah
gerakan Islam
2. Muhammadiyah adalah
gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar
3. Muhammadiyah adalah
gerakan tajdid
a) Muhammadiyah
sebagai Gerakan Islam
Telah diuraikan dalam bab terdahulu bahwa Persyarikatan
Muhammadiyah dibangun oleh KH Ahmad Dahlan sebagi hasil kongkrit dari telaah
dan pendalaman (tadabbur) terhadap Alquranul Karim. Faktor inilah yang
sebenarnya paling utama yang mendorong berdirinya Muhammadiyah, sedang
faktor-faktor lainnya dapat dikatakan sebagai faktor penunjang atau faktor
perangsang semata. Dengan ketelitiannya yang sangat memadai pada setiap
mengkaji ayat-ayat Alquran, khususnya ketika menelaah surat Ali Imran,
ayat:104, maka akhirnya dilahirkan amalan kongkret, yaitu lahirnya
Persyarikatan Muhammadiyah. Kajian serupa ini telah dikembangkan sehingga dari
hasil kajian ayat-ayat tersebut oleh KHR Hadjid dinamakan “Ajaran KH Ahmad
Dahlan dengan kelompok 17, kelompok ayat-ayat Alquran”, yang didalammya
tergambar secara jelas asal-usul ruh, jiwa, nafas, semangat Muhammadiyah dalam
pengabdiyannya kepada Allah SWT.
Dari latar belakang berdirinya Muhammadiyah seperti di
atas jelaslah bahwa sesungguhnya kelahiran Muhammadiyah itu tidak lain karena
diilhami, dimotivasi, dan disemangati oleh ajaran-ajaran Al-Qur’an karena
itupula seluruh gerakannya tidak ada motif lain kecuali semata-mata untuk
merealisasikan prinsip-prinsip ajaran Islam. Segala yang dilakukan Muhammadiyah, baik dalam bidang
pendidikan dan pengajaran, kemasyarakatan, kerumahtanggaan, perekonomian, dan
sebagainya tidak dapat dilepaskan dari usaha untuk mewujudkan dan melaksankan
ajaran Islam. Tegasnya gerakan Muhammadiyah hendak berusaha untuk menampilkan
wajah Islam dalam wujud yang riil, kongkret, dan nyata, yang dapat dihayati,
dirasakan, dan dinikmati oleh umat sebagai rahmatan lil’alamin.
b) Muhammadiyah
sebagai Gerakan Dakwah Islam
Ciri kedua dari gerakan Muhammadiyah dikenal sebagai
gerakan dakwah Islamiyah. Ciri
yang kedua ini muncul sejak dari kelahirannya dan tetap
melekat tidak terpisahkan dalam jati diri Muahammadiyah. Sebagaimana telah
diuraikan dalam bab terdahulu bahwa faktor utama yang mendorong berdirinya
Persyarikatan Muhammadiyah berasal dari pendalaman KHA Dahlan terdapat
ayat-ayat Alquran Alkarim, terutama sekali surat Ali Imran, Ayat:104.
Berdasarkan Surat Ali Imran, ayat : 104 inilah Muhammadiyah meletakkan khittah
atau strategi dasar perjuangannya, yaitu dakwah (menyeru, mengajak) Islam, amar
ma’ruf nahi munkar dengan masyarakat sebagai medan juangnya. Gerakan
Muhammadiyah berkiprah di tengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia dengan
membangun berbagai ragam amal usaha yang benar-benar dapat menyentuh hajat
orang banyak seperti berbagai ragam lembaga pendidikan sejak taman kanak-kanak
hingga perguruan tinggi, membangun sekian banyak rumah sakit, panti-panti
asuhan dan sebagainya. Semua amal usaha Muhammadiyah seperti itu tidak lain
merupakan suatu manifestasi dakwah islamiyah. Semua amal usaha diadakan dengan
niat dan tujuan tunggal, yaitu untuk dijadikan sarana dan wahana dakwah
Islamiyah.
c. Muhammadiyah sebagi Gerakan Tajdid
Ciri ke tiga yang melekat pada Persyarikatan Muhammadiyah
adalah sebagai Gerakan Tajdid atau Gerakan Reformasi. Muhammadiyah sejak semula
menempatkan diri sebagai salah satu organisasi yang berkhidmat menyebarluaskan
ajaran Agama Islam sebagaimana yang tercantum dalam Alquran dan Assunah,
sekaligus memebersihkan berbagai amalan umat yang terang-trangan menyimpang
dari ajaran Islam, baik berupa khurafat, syirik, maupun bid’ah lewat gerakan
dakwah. Muhammadiyah sebagai salah satu mata rantai dari gerakan tajdid yang
diawali oleh ulama besar Ibnu Taimiyah sudah barang tentu ada kesamaaan nafas,
yaitu memerangi secara total berbagai penyimpangan ajaran Islam seperti syirik,
khurafat, bid’ah dan tajdid, sbab semua itu merupakan benalu yang dapat merusak
akidah dan ibadah seseorang.
Sifat Tajdid yang dikenakan pada gerakan Muhammadiyah
sebenarnya tidak hanya sebatas pengertian upaya memurnikan ajaran Islam dari
berbagai kotoran yang menempel pada tubuhnya, melainkan juga termasuk upaya
Muhammadiyah melakukan berbagai pembaharuan cara-cara pelaksanaan Islam dalam
kehidupan bermasyarakat, semacam memperbaharui cara penyelenggaraan pendidikan,
cara penyantunan terhadap fakir miskin dan anak yatim, cara pengelolaan zakat
fitrah dan zakat harta benda, cara pengelolaan rumah sakit, pelaksanaan sholat
Id dan pelaksanaan kurba dan sebagainya.
Untuk membedakan antara keduanya maka tajdid dalam pengertian
pemurnian dapat disebut purifikasi (purification) dan tajdid dalam pembaharuan
dapat disebut reformasi (reformation). Dalam hubungan dengan salah satu ciri
Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid, maka Muhammadiyah dapat dinyatakan sebagai
Gerakan Purifikasi dan Gerakan Reformasi.
KESIMPULAN
Motivasi adalah
energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri sesorang
yang nampak pada gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, sehingga mendorong
individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan,
kebutuhan, atau keinginan yang harus terpuaskan.
Filsafat
kemuhammadiyahan adalah seperangkat nilai dan norma dasar yang bersumber dari
al quran dan As-Sunnah serta khazanah ilmu pengetahuan islami yang dikembangkan
dari pemikiran-pemikiran formal atau baku dalam organisasi muhammadiyah sebagai
pedoman segenap warga muhammadiyah dalam menjalani pola kehidupan yang
tercermin pada kepribadian, Akhlak mulia (akhlaqul karimah) dan teladan yang baik (uswatun khasanah) untuk mencapai
cita-cita dan tujuan terwujudnya masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Jadi
motivasi mempelajari filsafat kemuhammadiyahan adalah mendorong invidu untuk
bertindak sesuai norma dasar yang bersumber dari Al quran dan As sunnah
sehimhha dapat menjalani pola kehidupan dengan akhlak mulia dan teladan yang
baik.
Mempelajari
filsafat kemuhammadiyahan merupakan salah satu mata kuliah pokok, yang
dijadikan mata kuliah wajib dengan maksud dan tujuan agar dapat dikaji,
dipahami, dan dihayati oleh para mahasiswa peserta pendidikan perguruan tinggi
muhammadiyah. Dan lebih dari itu diharapkan para alumnus secara sadar bersedia
dengan ikhlas mengamalkan berbagai pokok pikiran, pandangan, asas-asas yang menjadi
keyakinan dan cita-cita persyarikatan muhammadiyah.
Ciri perjuangan Muhammdiyah itu adalah sebagai berikut.
1.
Muhammadiyah adalah gerakan Islam
2.
Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar
3.
Muhammadiyah adalah gerakan tajdid
Muhammadiyah adalah persyarikatan yang merupakan Gerakan Islam. Maksud gerakanya ialah Dakwah Islam dan Amar Ma'ruf nahi Munkar yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan dan masyarakat . Dakwah dan Amar Ma'ruf nahi Munkar pada bidang pertama terbagi kepada dua golongan: Kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli dan murni; dan yang kedua kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam.
DAFTAR PUSTAKA
www.muhammadiyah.or.id/
Ismaun, 2010. Filsafat Kemuhammadiyahan Suatu Paparan
Ringkas. Jakarta : Uhamka Press